PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

Pengantar
Manusia tidak akan lepas dari yang namanya pendidikan. Pendidikan akan selalu merekat pada
tubuh manusia sampai akhir hayat. Menurut Pasal 1 Ayat 1 Undang- Undang RI No.20 Tahun 2003,
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Berdasarkan pasal tersebut,
sehingga dalam praktiknya pendidikan harus mampu mengembangkan peserta didik agar dapat menggali
potensinya secara maksimal.
Seperti yang sudah diketahui, pendidikan menengah atas tidak hanya berbentuk SMA/SLTa saja,
melainkan dapat berbentuk SMK. Sekolah Menengah Kejuruan pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan
SMA pada umumnya, tetapi tujuannya berbeda. Tujuan SMK adalah mencetak lulusan yang memiliki
keterampilan khusus, sehingga dapat bekerja sesuai di bidangnya.
Beberapa kajian mengenai minat dan pandangan masyarakat terhadap SMK berkaitan dengan
faktor sosial dalam diri seseorang. Lingkungan sosial dapat turut serta mempengaruhi minat seseorang
karena seseorang yang menetap di suatu tempat banyak terlibat interaksi sampai akhirnya akan terjadi
proses saling mempengaruhi antar anggota masyarakat.
Pertimbangan-pertimbangan yang kerap muncul dalam diri seseorang, seperti masa depan,
prospek kerja, bahkan biaya sering menjadi faktor yang mempengaruhi seseorang untuk melanjutkan
pendidikannya ke SMK. Beberapa orangtua pun turut andil menjadi pertimbangan seorang peserta didik,
ada yang tidak diizinkan atau hal lainnya.
Essay ini bertujuan untuk membahas lebih lanjut mengenai SMK dilihat dari pandangan
masyarakat, serta perbandingan seseorang melanjutkan pendidikannya ke SMK atau SMA melalui survey
yang telah dilakukan.

SMK dari Sudut Pandang Masyarakat
Program keahlian atau jurusan di SMK cukup banyak, dengan menyesuaikan yang ada di dalam
kebutuhan dunia kerja. Program keahlian pada jenjang pendidikan kejuruan ini juga menyesuaikan dari
permintaan yang berasal dari masyarakat dan pasar. Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan dalam
mempersiapkan peserta didik agar siap dalam bekerja pada bidang tertentu. Dikarenakan berasal dari
golongan menengah ke bawah membuat beberapa peserta didik memilih studi untuk mendukung pada
kesiapan bekerja yang pada umumnya mereka lebih memilih untuk melanjutkan studinya di SMK. Supaya
mudah diterima dalam dunia usaha maka harus memiliki keterampilan atau kompetensi bagi lulusan
SMK. Karena siapa pun yang memiliki kemampuan, bakat, usaha, minat dan keahlian yang diambil sesuai
dengan bidang studi pasti akan mampu mendapatkan pasar kerja dengan mudah. Hal tersebut juga dapat
berdampak pada peningkatan kualitas SDM yang tentunya akan meningkatkan daya saing suatu bangsa
untuk menunjukan eksistensinya dalam persaingan global.
Berdasarkan analisis kasus di masyarakat, banyak orang tua yang merasa keberatan jika anaknya
melanjutkan sekolah di SMK, karena menurut mereka akan banyak mengeluarkan biaya yang cukup
mahal dengan adanya berbagai macam praktikum di setiap jurusan. Masyarakat berpersepsi juga jika
SMK merupakan sekolah yang mayoritas laki-laki karena di SMK banyak jurusan yang berpotensi untuk
laki-laki, tapi nyatanya sekarang di SMK sudah banyak diminati oleh perempuan meskipun kejuruannya
tidak sesuai dengan perempuan.

Namun, di sisi lain karena perbedaan mendasar antara SMK dan SMA, tumbuhlah persepsi mengenai
kesadaran atau anggapan masyarakat bahwa sekolah menengah kejuruan (SMK) lebih rendah dari sekolah
menengah atas (SMA). Perbedaan sosial antara keduanya memang sangat wajar, mengingat jumlah orang
tua yang menyekolahkan anaknya ke SMK umumnya tergolong keluarga menengah ke bawah hal ini
dapat dipahami bahwa ketika anak mereka lulus dari SMK tentu telah memiliki kompetensi yang sudah
didapatkan selama belajarnya. Dan ketika seorang anak tidak memiliki kesempatan dalam melanjutkan ke
jenjang yang lebih tinggi karena orang tuanya tidak mampu, maka sudah pasti selama studinya di SMK
anak tersebut memiliki keterampilan untuk memulai usaha/wirausaha atau bekerja.
Pada saat ini yang terjadi pada masyarakat mengenai mereka yang telah lulus SMA pasti
memiliki keinginan untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Baik relevan dengan jurusan yang
diambilnya semasa sekolah maupun lintas jurusan. Kebanyakan orang tua berpenghasilan menengah ke
atas cenderung menyekolahkan anaknya ke sekolah menengah umum sebagai ketenaran atau gengsi
dengan maksud agar masyarakat dapat menentukan bahwa mereka adalah anggota keluarga yang sanggup
atau mampu dalam membiayai anaknya, atau mereka yang berhasil dan dapat menyekolahkan
anak-anaknya ke perguruan tinggi. Padahal di mana pun seorang anak sekolah sama saja dan sekolah
bukan lah ajang bergengsi, karena pada kenyataannya semua sekolah memiliki tujuan yang sama dalam
menciptakan generasi penerus yang unggul dengan menjunjung tinggi harkat, derajat, dan martabat
manusia. Oleh karena itu, perbedaan dalam persepsi merupakan hal yang wajar, tetapi untuk dijadikan
ajang bergengsi itu tidak dibenarkan. Para orang tua yang menyekolahkan anaknya ke sekolah menengah
kejuruan berharap agar anaknya dapat melanjutkan pendidikan dengan pertimbangan prospek ke depan
seperti setelah lulus dapat siap bekerja dan orang tua yang menyekolahkan ke sekolah menengah umum
ingin agar anaknya memiliki pendidikan yang memiliki kualitas yang baik dari instansi. Dengan
demikian, dapat dipahami bahwa setiap orang tua ingin memberikan pendidikan yang terbaik untuk
anak-anaknya. Akan tetapi, tujuan lain dari inilah yang menjadi suatu permasalahan kesenjangan

Diskusi
Dunia pendidikan terus mengalami evolusi seiring dengan tuntutan perkembangan zaman. Saat ini,
pendidikan di Indonesia telah diarahkan untuk mampu mencetak lulusan yang berkualitas. Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) dan Perguruan Tinggi Kejuruan menjadi pilihan untuk melanjutkan
pendidikan di masyarakat. Saat ini, masyarakat sangat mementingkan pendidikan kejuruan. Hal tersebut
terungkap dalam penelitian bertajuk “Survei Minat Masyarakat terhadap Pendidikan Vokasi” yang
dilakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan MarkPlus, Inc.Faktor terbesar
pecinta SMK adalah prospek kerja yang bagus (57,8%) dan banyaknya pilihan profesi (51,95%). Ada
lima aspek yang digali dalam penelitian ini, yaitu persepsi responden terhadap pendidikan tinggi vokasi
dan SMK; sumber daya; persepsi peserta terhadap pendidikan tinggi vokasi dan SMK;

alasan minat; dan kesediaan untuk menjangkau rekomendasi. Survei tersebut tidak hanya melibatkan
siswa tetapi juga orang tua untuk mengetahui pendapat orang tua tentang tingkat pendidikan mereka.
Dalam hal kesadaran, sebagian besar responden menunjukkan bahwa mereka memiliki pemahaman
tentang pendidikan kejuruan dan pendidikan tinggi kejuruan.
Di sisi lain, responden kategori orang tua siswa SMK menginginkan anaknya melanjutkan pendidikan
tinggi di SMK karena pertimbangan prospek masa depan (37,9%). Dibandingkan dengan responden orang
tua siswa SMA, mereka menginginkan anaknya memilih perguruan tinggi non-vokasi karena kualitas dan
reputasi perguruan tinggi tersebut (41,3%).
Solusi
Siswa lebih memiliki minat tinggi masuk SMA, tetapi minat siswa untuk melanjutkan ke SMK juga masih
terhitung baik, maka dibutuhkannya peran pihak sekolah SMK yang berperan dalam meningkatkan mutu
dan kompetensi yang ada di SMK tersebut untuk menjadi lebih baik, seperti sarana dan prasarana, tenaga
pengajar dan perbaikan kurikulum sehingga sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.
Pemerintah dan Sekolah-sekolah SMK juga dapat memberikan sosialisasi tentang dunia SMK dengan
mendatangi langsung sekolah-sekolah SMP guna memberikan arahan tentang jurusan-jurusan yang ada di
dalam SMK itu sendiri beserta keunggulannya, informasi lulusan, prospek kerja, dan informasi lainnya.
Selain itu juga perlu diberikan informasi mengenai bimbingan dan arahan terkait dengan pemilihan
sekolah lanjutan sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuan diri sehingga siswa SMP lebih mudah
memahaminya dan dapat memilih sekolah sesuai dengan bakat siswa dalam mencapai cita-cita yang
diinginkan.
Selain itu pihak orang tua dan lingkungan tempat tinggal juga perlu diberikan informasi mengenai dunia
SMK tersebut. Bentuk sosialisasinya bisa berupa sosialisasi digital atau lainnya. sehingga pihak orang tua
dan lingkungan tempat tinggal bisa memberikan bimbingan dan arahan kepada para siswa SMP berkaitan
dengan potensi diri yang mereka miliki.
Kesimpulan
Berdasarkan studi literatur yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa minat untuk
melanjutkan ke SMA lebih tinggi daripada SMK. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa SMK
Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa SMK pun banyak diminati. Hal ini dibuktikan dengan survey
yang telah dilakukan bahwa faktor terbesar pecinta SMK adalah prospek kerja yang bagus (57,8%) dan
banyaknya pilihan profesi (51,95%). Selain itu, responden kategori orang tua siswa SMK

menginginkan anaknya melanjutkan pendidikan tinggi di SMK karena pertimbangan prospek masa depan
(37,9%) dan non-vokasi karena kualitas dan reputasi perguruan tinggi tersebut (41,3%).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *