Pemetaan Kompetensi SMK Berbasis Potensi Daerah (2)

Keterserapan Kerja Lulusan SMK
Dalam konteks pengembangan pendidikan vokasi. Setiap daerah memiliki kewenangan
untuk mengatur dan menentukan sistem pengembangan program pendidikan SMK yang sesuai
dengan potensi daerahnya masing-masing. Program pendidikan SMK dapat dirancang untuk
menghasilkan tenaga kerja atau sumber daya manusia (SDM) yang lebih aktif, produktif, inovatif
dan mampu mengoptimalkan potensi perekonomian daerah, sehingga dalam jangka yang panjang
dapat meningkatkan kemampuan mandiri daerah.
Kesesuaian kompetensi keahlian dengan potensi daerah menjadi aspek yang menjadi
pertimbangan dalam pengembangan sekolah menengah kejuruan. Ketidaksesuaian kompetensi
keahlian dengan potensi daerah berdampak pada kurangnya sumber daya manusia yang mampu
mengelola potensi daerah yang ada. Hal ini berimplikasi pada lambatnya pertumbuhan ekonomi
daerah. Beberapa daerah melakukan kegiatan impor baik dari sumber daya alam maupun sumber

daya manusia sebagai implikasi dari kurangnya tenaga kerja daerah yang terampil dan kompeten
dalam pengoptimalan potensi daerah yang ada.
Pengembangan sekolah menengah kejuruan yang tidak didasarkan pada potensi daerah
berimplikasi pada peningkatan jumlah pengangguran lulusan terdidik akibat kurangnya lapangan
usaha di daerah yang menunjang kompetensi keahlian lulusan. Kurangnya lapangan pekerjaan
mendorong lulusan SMK melakukan migrasi ke daerah lain untuk mencari pekerjaan yang sesuai
dengan kompetensi yang dimiliki. Hal tersebut dapat menumbuhkan stigma negatif masyarakat
setempat terkait lulusan sekolah menengah kejuruan yang menjadi pengangguran.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
(SNP) menyatakan secara tersirat lulusan (SMK) diharapkan dapat memenuhi standar kompetensi
yang mencerminkan kemampuannya baik sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Fakta empirik
menyatakan mayoritas SMK yang belum memenuhi permintaan atau tuntutan para pemangku
kepentingan. Para lulusan SMK cenderung menjadi “pencari kerja” dan belum banyak yang mampu
menjadi “pekerja mandiri”.
Dalam upaya melahirkan wirausaha yang dapat beradaptasi, pendidikan vokasi menjadi
salah satu institusi yang mempunyai peranan krusial. Karena sekolah vokasi diharapkan dapat
membentuk karakteristik wirausaha kepada peserta didiknya. Terlebih Sekolah Menengah Kejuruan
mempunyai tujuan menghasilkan lulusan yang sanggup dan siap untuk memasuki lapangan kerja,
baik menjadi pekerja mandiri maupun bekerja pada orang lain. Dalam konteks bekerja secara
mandiri, maka lulusan tersebut harus bisa menjadi seorang wirausaha.
Solusi
Pendidikan SMK diselenggarakan dalam wujud pendidikan dengan sistem ganda. Semua
proses pendidikan dimulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi tidak hanya dilakukan
dari satuan pendidikan SMK, namun juga melibatkan dunia industri dalam bursa kerja. Beban
belajar SMK/MAK meliputi kegiatan pembelajaran tatap muka, praktik di sekolah dan kegiatan
kerja praktik di dunia industri.
Pendidikan SMK merupakan pendidikan yang berorientasi dalam upaya menyiapkan
peserta didik untuk dapat bekerja pada bidang tertentu. Program pendidikan SMK sudah
seharusnya dikembangkan berdasarkan kebutuhan nyata tenaga kerja terampil dan kompeten di
lapangan sebagai langkah dalam mengoptimalkan pengembangan pendidikan. Pengembangan SMK
dapat dilakukan melalui pendekatan yang memperhatikan kebutuhan tenaga kerja jangka panjang
serta responsif terhadap perubahan di lingkungan sekitarnya.
Lulusan SMK sudah seharusnya mampu menguasai kompetensi yang berhubungan dengan
potensi dan kebutuhan industri di daerahnya. Hal ini berkaitan dengan ketersediaan lapangan
pekerjaan bagi lulusan serta peningkatan perekonomian bagi daerah. Upaya dalam meningkatkan
perekonomian daerah dilakukan dengan mengoptimalkan potensi daerah oleh tenaga kerja terampil
dan kompeten yang dihasilkan dari lulusan SMK.
Salah satu pendekatan yang dapat diterapkan yaitu pengembangan kompetensi SMK
berbasis potensi daerah melalui pemetaan antara kompetensi dengan kebutuhan daerah. Pendekatan
ini ditujukan untuk memberikan gambaran terkait kebutuhan tenaga kerja dalam membantu proses
sinkronisasi antara persediaan dan permintaan tenaga kerja.
Pemetaan kompetensi SMK berbasis potensi daerah dapat didukung melalui gambaran
objektif dan akurat dari berbagai penelitian terkait analisis kebutuhan program SMK yang
diperlukan dengan mempertimbangkan potensi sumber daya di daerah. Pemanfaatan potensi daerah
sebagai dasar pengembangan pendidikan ditinjau berdasarkan tiga aspek utama, yaitu potensi
geografis, kebudayaan, serta kondisi sosial ekonomi suatu daerah. Ketiga aspek ini berperan dalam

mendukung pembukaan dan perluasan SMK sebagai suatu lembaga pendidikan yang bersifat
khusus.
Menurut Wagiran (2010), upaya upaya yang dapat dilakukan dalam menentukan program
kejuruan yang dibutuhkan oleh potensi dan sumber daya daerah antara lain: (1) menentukan
tipologi daerah, (2) menentukan ketersediaan tenaga kerja daerah, (3) menentukan estimasi
kebutuhan tenaga kerja, (4) memperhitungkan kebutuhan tenaga kerja daerah, (5) menentukan
jumlah lembaga pendidikan berdasarkan bidang-bidang kejuruan.
Selain itu, pemetaan kompetensi SMK berbasis potensi daerah dapat didukung melalui
pengoptimalan pendidikan kewirausahaan melalui pematerian atau praktik kewirausahaan.
Pemahaman kewirausahaan yang bersinergi dengan sumber daya di daerah dapat menghasilkan
lulusan yang menjadi penggerak perekonomian daerah dan tidak hanya bergantung pada lapangan
kerja yang ada. Karakteristik wirausaha mendorong lulusan untuk kreatif dan inovatif dalam
mengelola potensi daerah yang ada, baik dari segi produksi maupun dalam pemasarannya.
Segala bentuk pendekatan dalam upaya mengoptimalkan keberadaan SMK dengan potensi
daerah yang ada akan mencapai tujuan jika didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai
serta unsur-unsur pendidikan lain yang ikut berpengaruh dalam menciptakan output pendidikan
Kesimpulan
Ketidaksesuaian SMK dengan kebutuhan wilayah berdampak pada pertumbuhan ekonomi
daerah serta peluang kerja lulusan. Rendahnya pertumbuhan ekonomi daerah serta tingginya angka
pengangguran disebabkan oleh tenaga kerja yang kurang terampil dan kompeten dalam mengolah
potensi daerahnya. Pengembangan kompetensi SMK melalui pemetaan potensi dan kebutuhan
industri daerah dapat dilakukan sebagai upaya pengoptimalan potensi daerah dan peningkatan
lapangan kerja bagi lulusan. Selain itu, pemahaman mengenai kewirausahaan dapat mendorong
lulusan untuk menciptakan lapangan kerja mandiri dan membantu meningkatkan pertumbuhan
ekonomi daerah.
Dalam upaya meningkatkan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi daerah yang
mandiri, perlu dilakukan kajian mendalam untuk menelaah potensi yang dimiliki oleh sebuah
daerah, yaitu dengan mengkaji dari aspek lain yang tidak tercakup dalam penelitian ini. Sehingga,
hasilnya dapat saling melengkapi hasil penelitian ini dan dapat diolah antara kebijakan
pengembangan SMK dengan kebijakan pembangunan yang lain secara komprehensif dan
maksimal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *