Diskusi
Strategi
Strategi yang dilakukan untuk mengimplementasikan Link and Match dengan cara menyusun
kurikulum bersama dengan dunia usaha dunia industri (DUDI) karena kurikulum ini termasuk
penguatan aspek soft skills dan penguatan karakter peserta didik vokasi. Soft Skill adalah salah satu
hal penting yang harus dikembangkan di dalam kehidupan ataupun dalam dunia kerja. Seperti
kemampuan berkomunikasi, berpikir kritis, kemampuan bekerja dalam tim, berpikir kreatif dan
inovatif, manajemen waktu, dan public speaking serta kemampuan beradaptasi dengan baik di
dalam kehidupan maupun dunia kerja. Keahlian ini menunjukkan bagaimana seseorang dapat
berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain di dalam dunia kerja.
Strategi kedua, adalah pembelajaran berbasis proyek nyata untuk memastikan penguasaan hard
skills yang didukung soft skills. Hard skills merupakan kemampuan spesifik yang harus dimiliki
untuk suatu pekerjaan tertentu seperti, memiliki keahlian desain, memiliki kemampuan menulis,
kemampuan berbahasa asing. dll
Strategi ketiga, yaitu program magang di dunia usaha dunia industri (DUDI) selama satu semester.
Magang merupakan sebuah wadah bagi peserta didik vokasi untuk merasakan langsung dan
memiliki pengalaman di dunia kerja. Bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik dalam
menghadapi dunia kerja setelah lulus.
Strategi keempat, sertifikasi kompetensi bagi peserta didik atau tenaga pendidik. Sertifikasi
kompetensi adalah suatu pengakuan terhadap tenaga kerja yang memiliki keterampilan dan
pengetahuan. Dan sikap kerja yang sudah sesuai dengan standar kompetensi kerja yang telah
dipersyaratkan.
Kebijakan
Link and match adalah penggalian kompetensi yang dibutuhkan pasar kerja ke depan. Kurikulum
dan sistem pendidikan terutama pendidikan tinggi di Indonesia sudah saatnya sesuai dengan
kebutuhan kerja (link and match). Pasalnya, sampai saat ini lulusan pendidikan tinggi belum
menjadi jaminan bisa memasuki pasar kerja dan dunia industri. Pada hakikatnya konsep link and
match dapat digunakan sebagai media untuk meningkatkan relevansi pendidikan tinggi dengan
kebutuhan tenaga kerja.
(OongKomar, 2017)“Link and match” diharuskan untuk memiliki perubahan dari semua pelaksana
pendidikan seperti seluruh tenaga kependidikan yang terkait. Perubahan yang diharapkan adalah
lulusan dari pendidikan kejuruan mampu mempunya kemampuan atau potensi dunia kerja. Link
and match memastikan bahwa lulusannya mampu berkompetitif dan berwawasan mengenai etika
bekerja, mempunyai visi dalam bekerja, serta soft skill yang mumpuni. Link and match diharapkan
mampu menjadi solusi dalam perkembangan teknologi dan industri, dengan lulusan yang mampu
berpikir kreatif dan inovatif.
Konsep kebijakan Link and Match antara dunia pendidikan dan dunia kerja diharapkan dapat
menekan pengangguran lulusan pendidikan kejuruan yang dari hari ke hari semakin bertambah.
tantangan yang dihadapi pemerintah dan tentunya masyarakat Indonesia adalah MEA, yang
memungkinkan persaingan tenaga kerja secara bebas sesama anggota ASEAN. Oleh karena itu
untuk menjawab tantangan MEA dalam menciptakan tenaga terampil dalam dunia industri yakni
dimulai dengan pengembangan pendidikan kejuruan dengan strateginya adalah kebijakan Link and
Match tersebut, sehingga bagaimana industri yang berada di Indonesia untuk setidaknya merekrut
SDM dalam negeri, yang tentunya sudah terampil dan memiliki skill yang telah dibentuk dari
program – program pendidikan kejuruan yang telah ditempuh, demi memenuhi kebutuhan tenaga
kerja.
Kesimpulan
Sekolah Menengah Kejuruan merupakan sekolah yang mampu menghasilkan lulusan yang mampu
langsung bekerja di bidangnya. Namun, pada realisasinya SMK justru menghasilkan jumlah
pengangguran terbanyak dibandingkan lulusan-lulusan lainnya. Hal ini dapat diakibatkan karena
ketidaksesuaian yang mereka pelajari pada SMK dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri.
Kebijakan LInk and Match diharapkan mampu membantu SMK dalam mencetak tenaga kerja yang
sesuai dengan kebutuhan industri. Dengan demikian, SMK dapat membuat kurikulum dan pelajaran
seperti hard skill dan soft skill yang menyesuaikan dengan kebutuhan industri.
Pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan adalah dengan memenuhi kebutuhan industri dengan
melakukan pendidikan ketenagakerjaan dengan acuan pada jurusan masing-masing, dengan hal ini
diharapkan mampu membangun opini masyarakat bahwa perlunya pendidikan untuk mampu terjun
ke dunia kerja itu sendiri.