PERAN ARTIFICIAL INTELLIGENCE (AI) DALAM PROFESI ARSITEK DI MASA DEPAN

Oleh : Hanifah Azzahra, Putri Nabila Anhar, R Rahma Aulia Ramadhan.

PENDAHULUAN

Laju kehidupan manusia mengalami perubahan seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dimulai dari sebuah proses sederhana dalam kehidupan manusia dalam memenuhi tingkat kepuasan manusia baik sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial. Melalui proses tersebut, manusia terus berkembang untuk menemukan cara yang lebih efektif dan efisien dalam beraktivitas dengan tenaga seminimal mungkin.

Saat ini, perkembangan teknologi oleh manusia cenderung berjalan ke arah otomasi. Menurut Bagus dan Kholid (dalam Nugroho, dkk., 2019, hlm. 1), otomasi merupakan teknologi yang beroperasi untuk mengendalikan suatu sistem dan berkaitan dengan aplikasi mekanik, elektronik, dan komputer. Perkembangan teknologi secara otomasi ini bergerak ke seluruh bidang dan disiplin ilmu dalam kehidupan manusia, termasuk juga bidang Arsitektur.

Dalam dunia perancangan Arsitektur terdapat dua tahapan otomasi digital, yaitu teknologi sebagai alat visualisasi desain dan teknologi sebagai proses perancangan. Teknologi mulanya muncul sebagai alat untuk membantu proses perancangan yang sebagai perubah media pengerjaan dari kertas ke dalam media digital. Namun seiring berjalannya waktu, teknologi mulai berkembang dengan memiliki kemampuan untuk menganalisa dan mengevaluasi permasalahan yang muncul terhadap desain arsitektur. Kemampuan teknologi tersebut terus berkembang hingga teknologi diciptakan dengan memiliki kecerdasannya sendiri, yang disebut juga dengan Artificial Intelligence (AI). Artificial Intelligence (AI), sesuai dengan fungsinya merupakan kecerdasan buatan yang dapat berperilaku layaknya manusia, dalam artian, kecerdasan ini dibuat dengan mengikuti pola pikir dan tingkah laku manusia. Artificial intelligence dapat menghasilkan output yang lebih efektif dan efisien apabila dikerjakan secara manual oleh manusia.

Artificial intelligence hadir dengan terobosan-terobosan inovatif dan bertujuan untuk mempermudah hidup manusia. Namun dibalik itu, terdapat juga profesi-profesi yang dinilai dapat terancam karena tergantikan oleh kecerdasan buatan. Akhir-akhir ini, kemampuan artificial intelligence muncul sebagai fitur chatbot virtual, menggantikan layanan customer service. Tak hanya itu, kemampuan artificial intelligence juga mulai merambat ke dalam dunia seni sebagai fitur-fitur perubah animasi instan, yang dapat mengancam keberadaan profesi di bidang seni. Bahkan untuk beberapa kasus, performa artificial intelligence dinilai lebih baik dibandingkan dengan performa manusia.

Melalui kasus tersebut, banyak profesi pekerjaan yang terancam dapat digantikan oleh kecerdasan buatan, termasuk salah satunya adalah profesi Arsitek. Dengan demikian, dalam penelitian ini akan dilakukan kajian lebih lanjut mengenai peran AI dan pengaruhnya terhadap profesi arsitek serta bagaimana AI mampu membantu dan bekerjasama dengan arsitek.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan kombinasi metode studi kasus dan studi literatur. Pendekatan deskriptif bertujuan untuk menggambarkan fenomena yang ada, dalam hal ini, penggunaan Artificial Intelligence (AI) dalam perencanaan dan perancangan di bidang Arsitektur. Metode studi kasus digunakan untuk mempelajari kasus-kasus spesifik yang relevan dengan topik penelitian, sedangkan metode studi literatur melibatkan analisis literatur yang meliputi buku, jurnal, dan penelitian yang terkait.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Definisi AI

Artificial Intelligence (AI) merupakan cabang ilmu komputer yang berfokus pada pengembangan sistem komputer yang dapat melakukan tugas-tugas yang membutuhkan kecerdasan manusia. AI bertujuan untuk menciptakan komputer atau mesin yang mampu meniru, menyelesaikan, atau bahkan melampaui kemampuan manusia dalam berbagai bidang, seperti pengenalan suara dan gambar, pemrosesan bahasa alami, pengambilan keputusan, dan penyelesaian masalah kompleks. AI mencakup berbagai teknik dan metode, termasuk machine learning, deep learning, logika fuzzy, jaringan saraf tiruan, dan pemrosesan bahasa alami. Machine learning adalah pendekatan di mana komputer “belajar” dari data dan pengalaman untuk mengidentifikasi pola dan membuat prediksi atau keputusan. Deep learning menggunakan arsitektur jaringan saraf tiruan yang kompleks untuk menganalisis data dengan lapisan-lapisan neuron buatan yang saling terhubung. Logika fuzzy memungkinkan pemodelan ketidakpastian dan ketidaksempurnaan dalam sistem komputer. Pemrosesan bahasa alami berfokus pada pemahaman dan penghasilan bahasa manusia oleh komputer. AI memiliki berbagai aplikasi yang luas dan beragam. Contohnya termasuk pengenalan wajah, deteksi penipuan keuangan, mobil otonom, rekomendasi produk, asisten virtual, chatbot, penerjemahan bahasa, diagnosis medis, optimasi rantai pasokan, dan banyak lagi. Dalam setiap aplikasi ini, AI bekerja dengan memanfaatkan data, menerapkan algoritma yang sesuai, dan melakukan analisis untuk menghasilkan output yang diinginkan.

Tujuan utama pengembangan AI adalah untuk meningkatkan efisiensi, akurasi, dan kemampuan dalam melakukan tugas yang kompleks atau sulit bagi manusia, dan juga untuk menciptakan sistem yang mampu meniru, meniru, atau melampaui kemampuan manusia dalam memahami, mempelajari, berpikir, dan berinteraksi. Meningkatkan kecerdasan sistem komputer untuk dapat memahami informasi, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan yang kompleks. Mengotomatisasi tugas-tugas yang biasanya dilakukan oleh manusia. Dengan menggunakan teknik seperti pemrosesan bahasa alami, pengenalan wajah, dan pengenalan suara. AI dapat digunakan untuk menganalisis, mengklasifikasikan, dan memproses data secara otomatis. Hal lain yang bisa dilakukan AI adalah membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik dan lebih informasi. Dengan analisis data yang canggih, AI dapat memberikan wawasan yang berharga dan rekomendasi yang dapat membantu manusia membuat keputusan yang lebih akurat dan efektif. Secara keseluruhan, AI adalah bidang yang terus berkembang dan memiliki potensi besar untuk mengubah banyak aspek dalam kehidupan manusia. Dengan memberikan solusi dan kemampuan yang lebih baik dalam berbagai bidang menjadi cara AI untuk berkembang.

AI dapat dilihat dari beberapa sudut pandang:

  • Sudut Pandang Teknis,  sudut pandang ini berkaitan dengan aspek teknis pengembangan AI, seperti algoritma, pemrosesan data, pembelajaran mesin, dan penggunaan teknologi seperti jaringan saraf tiruan dan logika fuzzy. Dalam sudut pandang teknis, fokus yang dilakukan adalah bagaimana AI bekerja dan bagaimana mengembangkan sistem yang cerdas.
  • Sudut Pandang Etis, sudut pandang etis mempertimbangkan implikasi moral dan sosial dari penggunaan AI. Pertanyaan etis yang muncul meliputi keadilan, privasi, keamanan, bias, dan dampak sosial AI. Sudut pandang ini melibatkan pertimbangan tentang bagaimana AI dapat digunakan secara bertanggung jawab dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat.
  • Sudut Pandang Ekonomi, sudut pandang ini berkaitan dengan dampak ekonomi AI dalam berbagai sektor. Ini termasuk analisis tentang bagaimana AI dapat meningkatkan efisiensi, menciptakan lapangan kerja baru, atau mengubah cara bisnis dan industri beroperasi.
  • Sudut Pandang Hukum dan Regulasi, sudut pandang ini melibatkan pertimbangan tentang kerangka hukum dan regulasi yang perlu diterapkan terkait dengan pengembangan dan penggunaan AI. Pertanyaan tentang tanggung jawab hukum, perlindungan konsumen, dan privasi data sering kali menjadi perhatian utama dalam sudut pandang hukum dan regulasi.
  • Sudut Pandang Sosial dan Budaya, sudut pandang ini melihat pengaruh AI terhadap masyarakat dan budaya. Maka sudut pandang sosial dan budaya bisa memberikan pengaruh yang di dapat dalam melibatkan pertimbangan tentang perubahan dalam interaksi manusia, pemahaman dan penafsiran informasi, serta pengaruh AI terhadap pekerjaan, pendidikan, dan kehidupan sehari-hari.

Sudut pandang yang berbeda ini mencerminkan kompleksitas AI sebagai bidang multidisiplin dan mengakui bahwa pengembangan dan penerapan AI mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia.

2. Keunggulan dan Kekurangan AI

Adapun beberapa keunggulan yang dimiliki Artificial Intelligence (AI) jika dibandingkan dengan kecerdasan alami manusia adalah sebagai berikut:

  • Kecepatan dan Kapasitas Pemrosesan Data, AI dapat memproses dan menganalisis data dalam skala yang jauh lebih besar dan dengan kecepatan yang lebih tinggi daripada kecerdasan alami manusia. AI dapat melakukan tugas-tugas seperti pengolahan bahasa alami, pengenalan pola, dan analisis data kompleks dalam waktu singkat yang tidak mungkin dilakukan oleh manusia.
  • Konsistensi, AI dapat melakukan tugas dengan tingkat konsistensi yang tinggi tanpa dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kelelahan, emosi, atau bias individu. AI akan mengberikan hasil yang konsisten dalam setiap kondisi. Hal ini dapat menjadi keuntungan dalam banyak aplikasi yang membutuhkan presisi dan akurasi yang tinggi.
  • Kapasitas Penyimpanan dan Recall Information, AI memiliki kemampuan untuk menyimpan dan mengakses jumlah data yang sangat besar. AI juga dapat dengan mudah mengakses dan mengolah informasi dari sumber-sumber yang luas dan berbeda secara simultan. Dalam hal mengingat informasi, AI juga dapat memiliki keunggulan dalam mengingat dengan akurasi dan kecepatan yang tinggi.
  • Pembelajaran dan Adaptasi, AI memiliki kemampuan untuk belajar dari data yang diberikan dan mengadaptasi diri sesuai dengan pengalaman yang diperoleh. Dengan menggunakan algoritma pembelajaran mesin, AI dapat meningkatkan kinerjanya seiring waktu dengan menyesuaikan diri terhadap pola dan tren yang ditemukan dalam data.
  • Tidak Terbatas oleh Batasan Fisik, Kecerdasan buatan tidak terbatas oleh batasan fisik seperti waktu dan ruang. AI dapat bekerja secara terus-menerus tanpa kelelahan dan dapat diimplementasikan di berbagai platform dan lingkungan, termasuk komputer, perangkat mobile, atau sistem tertanam.

3. Potensi AI dalam Arsitektur

Otomasi dalam arsitektur mengacu pada penggunaan teknologi untuk mengotomatisasi atau meningkatkan beberapa aspek pekerjaan dalam industri arsitektur. Ini melibatkan penerapan sistem, perangkat lunak, dan teknologi lainnya untuk mempercepat, menyederhanakan, dan meningkatkan efisiensi proses arsitektur. Berikut adalah beberapa contoh otomasi dalam arsitektur :

  • Desain Parametik, Otomasi telah memungkinkan penggunaan desain parametrik dalam arsitektur. Desain parametrik melibatkan penggunaan algoritma dan perangkat lunak untuk menciptakan model dan desain yang beradaptasi dengan parameter yang ditentukan. Ini memungkinkan arsitek untuk menghasilkan variasi desain yang lebih banyak dalam waktu yang lebih efisien.
  • Pemodelan dan Animasi 3d, Otomasi telah mengubah cara kita memodelkan dan memvisualisasikan bangunan. Penggunaan perangkat lunak BIM (Building Information Modeling) memungkinkan arsitek untuk membuat model 3D yang detail dan akurat pada bangunan yang akan dibuat. Hal ini membantu dalam analisis visual, kolaborasi tim, dan presentasi kepada klien.
  • Konstruksi dan Fabrikasi Digital, Otomasi telah diterapkan dalam proses konstruksi dan fabrikasi bangunan. Penggunaan teknologi seperti robotika, pencetakan 3D, dan CNC (Computer Numerical Control) memungkinkan pembangunan bangunan yang lebih efisien, presisi, dan cepat. Hal ini dapat mengurangi kesalahan manusia dan mempercepat proses konstruksi.
  • Sistem Cerdas Bangunan, Otomasi telah digunakan dalam pengembangan sistem cerdas bangunan, juga dikenal sebagai “smart building”. Sistem cerdas ini menggunakan sensor pengendalian otomatis, dan kecerdasan buatan untuk mengoptimalkan penggunaan energi, pencahayaan, pendingin udara, dan kenyamanan di dalam bangunan. Hal ini dapat meningkatkan efisiensi energi dan pengalaman pengguna.
  • Operasi dan Pemeliharaan Bangunan, Otomasi juga mempengaruhi operasi dan pemeliharaan bangunan. Penggunaan sistem manajemen bangunan otomatis memungkinkan pemantauan dan pengaturan jarak jauh terhadap sistem-sistem dalam bangunan, seperti sistem HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning) atau keamanan. Ini memungkinkan penghematan energi, pemeliharaan yang lebih efisien, dan peningkatan umur bangunan.

4. Dampak AI terhadap Profesi Arsitektur di Masa Depan

Artificial intelligence (AI) merupakan teknologi yang berkembang pesat dan berpotensi pada berbagai aspek kehidupan manusia di masa depan. AI memiliki potensi untuk berkembang melampaui kecerdasan dan pengetahuan manusia, yang dapat memiliki implikasi signifikan bagi masa depan manusia. AI juga digunakan dalam perencanaan dan desain arsitektur. Dalam bidang arsitektur AI dapat membantu proses perencanaan dan desain, menjadikannya lebih efisien dan inovatif. Meskipun AI tidak dapat menggantikan peran seorang arsitek, AI dapat memfasilitasi berbagai perubahan dalam sistem seperti:

  • Pengolahan Data, AI dapat membantu dalam pengolahan data yang sangat besar, seperti data topografi, iklim, dan ketersediaan sumber daya untuk membantu arsitek dalam menentukan lokasi dan memperkirakan dampak lingkungan dari bangunan. AI dapat digunakan untuk menganalisis data dan memprediksi kinerja bangunan. AI dapat membantu arsitek dalam memahami dan mengoptimalkan aspek-aspek seperti efisiensi energi, pencahayaan, sirkulasi udara, dan performa struktural. Dengan analisis yang akurat, arsitek dapat membuat keputusan yang lebih informasional dan menghasilkan bangunan yang lebih efisien dan berkelanjutan. 
  • Optimasi Desain, AI dapat membantu dalam mengoptimalkan desain bangunan, seperti memperkirakan penggunaan energi, memilih bahan yang tepat, serta mengoptimalkan tata letak bangunan untuk meningkatkan efisiensi energi dan mengurangi dampak lingkungan. AI dapat digunakan dalam proses desain dan perencanaan arsitektur. Dengan menggunakan teknik machine learning dan algoritma generatif, AI dapat membantu arsitek dalam menghasilkan desain yang inovatif dan efisien. AI dapat menganalisis data, mengidentifikasi pola, dan menghasilkan opsi desain yang mempertimbangkan berbagai faktor seperti kebutuhan pengguna, efisiensi energi, dan estetika.
  • Simulasi Visual, AI dapat memfasilitasi simulasi visual bangunan dan lingkungan sekitarnya dengan lebih akurat, sehingga membantu dalam membuat keputusan tentang desain yang tepat dan memperkirakan dampaknya pada lingkungan.
  • Kecerdasan buatan dalam robotika dan optimasi konstruksi, AI juga dapat digunakan dalam pengembangan teknologi robotika yang dapat membantu dalam konstruksi dan pengelolaan bangunan, seperti pengaturan sistem ventilasi dan pembersihan. AI dapat digunakan untuk mengoptimalkan proses konstruksi dan manajemen proyek arsitektur. Dengan analisis data dan pemodelan prediktif, AI dapat membantu dalam perencanaan sumber daya, jadwal proyek, pengelolaan risiko, dan pemantauan kemajuan proyek. Hal ini dapat meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, dan menghindari masalah yang mungkin terjadi selama konstruksi.
  • Prediksi Tren Desain, AI dapat membantu arsitek dalam memprediksi tren desain dan preferensi konsumen, sehingga membantu mereka dalam merancang bangunan yang lebih menarik dan relevan dengan pasar.
  • Pembangunan Berkelanjutan, AI dapat berperan dalam pengembangan arsitektur berkelanjutan. Dengan analisis data dan pemodelan, AI dapat membantu dalam mengidentifikasi solusi desain yang ramah lingkungan, memperhitungkan efisiensi energi, penggunaan bahan yang berkelanjutan, dan dampak lingkungan lainnya. Hal ini dapat mempromosikan pembangunan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Kombinasi AI dan keahlian manusia dapat memberikan hasil yang lebih baik dalam proses desain. Implementasi AI dalam arsitektur telah meningkatkan inovasi dan kreativitas baru, serta membuat proses desain lebih efisien. Secara keseluruhan, AI berpotensi memberikan manfaat yang signifikan pada bidang arsitektur. Sehingga dapat membantu dalam memperkirakan penggunaan energi, memilih bahan yang tepat, serta mengoptimalkan tata letak bangunan. AI berpotensi untuk memiliki dampak yang signifikan terhadap profesi arsitektur di masa depan. Di satu sisi, penggunaan AI dapat membantu arsitek dan desainer dalam mengoptimalkan proses perencanaan dan desain, meningkatkan efisiensi, dan mengurangi biaya. Dalam jangka panjang, AI dapat membantu menciptakan bangunan yang lebih efisien, berkelanjutan, dan inovatif.

Terdapat beberapa dampak positif yang diberikan AI pada profesi arsitektur, yaitu:

  • Perubahan dalam Proses Desain, AI dapat membantu arsitek dalam proses desain dengan menghasilkan opsi desain, mempercepat iterasi desain, dan mengoptimalkan desain berdasarkan parameter yang ditentukan. Algoritma generatif dan machine learning dapat digunakan untuk menghasilkan desain yang inovatif, efisien, dan berkelanjutan. Hal ini dapat memperluas kemampuan arsitek dalam menciptakan solusi desain yang lebih baik.
  • Pemrosesan Data dan Analisis, AI dapat membantu dalam memberikan proses dan analisis data yang kompleks. Dengan menggunakan teknik machine learning dan big data, AI dapat menganalisis dan menginterpretasikan data dari berbagai sumber, termasuk data geografis, cuaca, dan kebutuhan pengguna. Hal ini dapat memberikan wawasan yang lebih baik dalam pengambilan keputusan desain dan mengoptimalkan kinerja bangunan.
  • Perubahan dalam Peran Profesional, Penggunaan AI dalam arsitektur dapat mengubah peran arsitek. Dalam beberapa tugas rutin dan berulang, AI dapat mengambil alih pekerjaan yang sifatnya lebih teknis dan berulang, seperti pemodelan 3D, visualisasi, dan analisis data. Hal ini dapat memungkinkan arsitek untuk fokus pada aspek yang lebih kreatif, seperti inovasi desain, komunikasi dengan klien, dan pemecahan masalah yang kompleks.
  • Kolaborasi dalam Sistem AI, Arsitek mungkin perlu bekerja secara kolaboratif dengan sistem AI. Adapun peran yang diberikan AI sebagai asisten dan mitra bagi arsitek dalam proses desain, membantu dalam eksplorasi opsi desain, memberikan saran berdasarkan analisis data, atau memberikan umpan balik secara real-time. Hal ini dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas desain.
  • Perluasan Bidang Kerja, Penggunaan AI dapat membuka peluang baru dalam bidang kerja bagi arsitek. Misalnya, pengembangan sistem AI untuk manajemen fasilitas, pemantauan energi, atau analisis performa bangunan dapat menjadi area pekerjaan baru bagi arsitek. Selain itu, kolaborasi dengan ahli AI dan insinyur perangkat lunak juga dapat menjadi aspek penting dalam proyek arsitektur di masa depan. 

Namun, di sisi lain, penggunaan AI juga dapat menggantikan pekerjaan manusia dan mengurangi kebutuhan akan tenaga kerja di sektor arsitektur. Ada beberapa dampak negatif AI terhadap profesi arsitektur, antara lain:

  • Penggantian Pekerjaan Rutin, Kemajuan dalam AI dapat menggantikan pekerjaan yang bersifat rutin dan berulang
    dalam profesi arsitektur. Misalnya, tugas-tugas seperti pemodelan 3D, penggambaran teknis, atau analisis data yang sederhana dapat diotomatisasi oleh AI. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan permintaan tenaga kerja manusia dalam beberapa aspek pekerjaan arsitektur.
  • Kurangnya Keterlibatan Kreatif, Dalam beberapa kasus, keterlibatan AI dalam proses desain dapat mengurangi keterlibatan kreatif arsitek. Jika AI menghasilkan opsi desain secara otomatis berdasarkan parameter yang ditentukan, arsitek mungkin kehilangan kebebasan kreatifnya dan menjadi lebih terbatas pada pilihan yang dihasilkan oleh AI. Hal ini dapat mempengaruhi keunikan dan keaslian desain arsitektur. 
  • Keamanan Data dan Privasi, Penggunaan AI dalam arsitektur melibatkan pengumpulan dan analisis data yang sensitif, seperti data lokasi, data pengguna, atau data bangunan. Dalam hal ini, masalah keamanan data dan privasi menjadi sangat penting. Jika data tersebut tidak dilindungi dengan baik maka akan menyebabkan risiko kebocoran data yang dapat merugikan baik arsitek maupun pengguna.
  • Ketergantungan pada Teknologi, Penggunaan AI yang luas dalam arsitektur dapat menghasilkan ketergantungan yang tinggi pada teknologi. Jika terjadi kegagalan sistem AI atau masalah teknis lainnya, hal ini dapat menghambat kelancaran pekerjaan arsitek dan menyebabkan ketidaknyamanan bagi arsitek dan klien. Selain itu, ketergantungan yang berlebihan pada AI juga dapat mengurangi kemampuan arsitek dalam mengambil keputusan secara mandiri.
  • Ketidaksetaraan Akses, Implementasi AI yang mahal dan kompleks dapat menciptakan ketidaksetaraan akses terhadap teknologi ini. Arsitek atau perusahaan arsitektur yang tidak mampu mengakses atau mengadopsi AI dapat tertinggal dalam persaingan industri. Hal ini dapat menghasilkan kesenjangan antara mereka yang dapat menggunakan teknologi AI dan mereka yang tidak dapat menggunakannya.

Penting untuk diingat bahwa AI bukanlah pengganti arsitek, tetapi merupakan alat yang dapat digunakan untuk mendukung dan meningkatkan kinerja mereka. Meskipun ada dampak negatif yang mungkin terjadi, kolaborasi yang bijaksana antara AI dan arsitek dapat membantu memaksimalkan manfaat teknologi AI dan meminimalkan dampak negatifnya.

Selain itu, ada juga potensi risiko keamanan siber dalam penggunaan AI dalam arsitektur. Sebagai contoh, penggunaan AI dalam sistem keamanan bangunan dapat membuatnya rentan terhadap serangan siber, yang dapat membahayakan keamanan penghuni bangunan.

Meskipun perkembangan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) dapat membantu dalam beberapa aspek pekerjaan arsitek, AI tidak dapat sepenuhnya menggantikan peran arsitek. Peran arsitek melibatkan banyak aspek kreatif, pemikiran strategis, dan keputusan berdasarkan penilaian estetika, kontekstual, dan kebutuhan manusia. Berikut adalah beberapa alasan mengapa AI tidak dapat sepenuhnya menggantikan peran arsitek :

  • Kreativitas dan Inovasi, Kreativitas adalah salah satu aspek utama dalam desain arsitektur. Meskipun AI dapat menghasilkan desain berdasarkan algoritma dan data, kemampuan untuk berinovasi, berpikir di luar kotak, dan menciptakan konsep-konsep unik masih menjadi domain manusia. Arsitek menggunakan intuisi dan imajinasi untuk menciptakan solusi desain yang unik dan merespons kebutuhan dan keinginan klien. 
  • Penilaian Estetika dan Nilai Manusia, Peran arsitek juga melibatkan penilaian estetika dan nilai-nilai manusia. Arsitek mempertimbangkan konteks budaya, sosial, dan lingkungan saat merancang bangunan. Pengambilan keputusan berdasarkan preferensi estetika, nilai-nilai budaya, dan interaksi  manusia dengan lingkungan fisik memerlukan penilaian yang kompleks dan pemahaman yang mendalam terhadap manusia.
  • Komunikasi dan KolaborasiKemampuan berkomunikasi, mendengarkan, dan berkolaborasi dengan baik adalah aspek penting seorang arsitek karena dirinya yang akan melakukan banyak interaksi dengan klien, tim proyek, dan pihak terkait lainnya. AI mungkin dapat membantu dalam analisis data dan perhitungan, tetapi kemampuan interpersonal dan kolaborasi manusia masih diperlukan dalam mengelola hubungan dan mengkomunikasikan visi desain kepada pihak-pihak terkait.
  • Pertimbangan Etis dan Keberlanjutan, Dalam desain arsitektur, pertimbangan etis dan keberlanjutan sangat penting. Arsitek harus mempertimbangkan dampak sosial, lingkungan, dan ekonomi dalam setiap keputusan desain. AI mungkin dapat memberikan data dan informasi, tetapi penilaian etis dan pertimbangan kontekstual yang kompleks tetap menjadi tanggung jawab arsitek.

Meskipun AI dapat memberikan dukungan dan efisiensi dalam beberapa aspek pekerjaan arsitek, peran kreatif, penilaian manusia, kolaborasi, dan pertimbangan etis tetap menjadi penting. Penting untuk memandang AI sebagai alat bantu bagi arsitek, yang membantu meningkatkan efisiensi, memperluas wawasan, dan mendukung pengambilan keputusan, tetapi tetap menghargai peran arsitek sebagai pemikir kreatif dan pemimpin dalam proses desain arsitektur.

Dalam menghadapi kondisi ini, banyak arsitek perlu mengembangkan layanan mereka melampaui peran tradisional sebagai desainer. Mereka harus menjadi problem solver yang mampu menyediakan solusi yang komprehensif dan bernilai tambah bagi klien mereka. Arsitek dapat memperluas jangkauan layanan mereka dengan menawarkan konsultasi dan manajemen proyek yang lebih luas. Mereka dapat terlibat dalam tahap perencanaan awal, analisis situs, analisis keberlanjutan, manajemen konstruksi, dan pemantauan pasca-konstruksi. Dengan memberikan layanan yang lebih holistik, arsitek dapat menunjukkan nilai tambah mereka dan memperkuat hubungan dengan klien. Kolaborasi dengan profesional lain seperti insinyur, perencanaan kota, dan ahli keberlanjutan dapat membantu arsitek menyediakan solusi yang lebih komprehensif dan inovatif. Kemitraan dengan perusahaan lain atau asosiasi industri juga dapat membantu arsitek memperluas jangkauan proyek dan mendapatkan akses ke pasar yang lebih luas. Arsitek perlu terus mengembangkan keahlian mereka untuk tetap relevan di tengah persaingan. Ini termasuk pemahaman mendalam tentang teknologi terkini dalam desain dan konstruksi, keberlanjutan, penggunaan BIM, dan penggunaan alat perencanaan dan visualisasi yang canggih. Dengan menguasai teknologi dan alat-alat ini, arsitek dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas dalam layanan mereka. Arsitek perlu menyoroti nilai tambah yang mereka tawarkan kepada klien. Mereka harus mampu mengkomunikasikan manfaat desain yang unik, inovatif, dan berkelanjutan serta dampaknya terhadap pengguna, masyarakat, dan lingkungan. Memiliki portofolio proyek yang kuat dan menyampaikan cerita tentang proyek-proyek sukses dapat membedakan arsitek dari pesaing mereka. Membangun jaringan profesional yang kuat dan memanfaatkan pemasaran yang efektif sangat penting untuk menarik klien dan memperluas pangsa pasar. Arsitek dapat memanfaatkan media sosial, situs web, konferensi, dan acara industri untuk mempromosikan layanan mereka dan membangun hubungan dengan klien potensial.

Menghadapi kondisi yang menantang, arsitek perlu beradaptasi dan mengubah pendekatan mereka untuk tetap relevan dan kompetitif. Dengan mengembangkan layanan yang holistik, menggali kolaborasi, menguasai teknologi terkini, dan menekankan nilai tambah yang ditawarkan, arsitek dapat mengatasi tantangan dan memperkuat posisi mereka sebagai pemecah masalah dalam industri.

Peran arsitek akan lebih dari sekadar merancang bangunan fisik, tetapi juga akan dituntut untuk menyelesaikan masalah sosial yang terkait dengan perubahan global dan perkembangan teknologi. Arsitek harus mampu berfungsi sebagai penghubung antara berbagai pemangku kepentingan, termasuk komunitas lokal, pemerintah, dan profesional lainnya. Mereka harus membangun kemitraan.

yang kuat dan memfasilitasi dialog yang inklusif untuk memahami kebutuhan dan aspirasi masyarakat dalam perancangan dan pengembangan ruang. Perkembangan teknologi akan mempengaruhi cara orang beraktivitas dan berinteraksi dalam ruang. Arsitek harus mampu mengintegrasikan inovasi teknologi seperti Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan (AI), dan konsep smart city dalam desain dan pengembangan ruang agar dapat menghadirkan pengalaman yang lebih baik bagi penghuninya. Dalam konteks perubahan global dan kebutuhan untuk melindungi lingkungan, arsitek harus menerapkan konsep keberlanjutan dalam desain mereka. Mereka harus mempertimbangkan aspek-aspek seperti efisiensi energi, penggunaan bahan ramah lingkungan, pengelolaan air, dan desain yang adaptif terhadap perubahan iklim. Arsitek harus memahami dan menghargai aspek kultural dan identitas lokal dalam desain mereka. Mereka harus mampu menciptakan ruang yang mencerminkan nilai-nilai dan tradisi masyarakat setempat, sambil tetap mengadopsi pendekatan yang inovatif dan kontekstual. Dalam masa depan yang penuh tantangan ini, arsitek akan berperan sebagai agen perubahan sosial yang mengintegrasikan aspek teknologi, sosial, budaya, dan lingkungan dalam desain ruang. Mereka akan menjadi pemimpin dalam menciptakan solusi yang inovatif dan berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan masyarakat.

Dalam perkiraan terburuk tentang masa depan, kemungkinan ada bahwa mesin cerdas dapat sepenuhnya menggantikan peran arsitek dan konstruktor. Dalam skenario tersebut, AI akan mengambil alih tugas merancang dan membangun dengan menghilangkan kelemahan yang sering terjadi pada manusia. AI akan memiliki kemampuan untuk menghasilkan desain yang lebih efisien, mempertimbangkan semua variabel yang relevan dan mengeliminasi kekurangan manusia, seperti kesalahan perhitungan atau kurangnya akurasi. Dalam skenario terbaik, manusia dan AI dapat bekerja secara sinergis dalam desain dan konstruksi bangunan. Dalam hal ini, kekurangan manusia dapat dikurangi atau bahkan diatasi sepenuhnya oleh kehadiran AI.

 
KESIMPULAN
Dalam penelitian tentang pengaruh Artificial Intelligence (AI) dalam profesi arsitektur di masa depan, ditemukan bahwa AI memiliki potensi untuk membawa perubahan signifikan dalam proses perencanaan dan desain arsitektur, yang dapat membuatnya menjadi lebih efisien dan inovatif. Namun, AI tidak dapat menggantikan peran seorang arsitek secara keseluruhan, karena keahlian manusia dan kemampuan berpikir kreatif dan inovatif masih sangat dibutuhkan dalam bidang arsitektur.

Dengan demikian, para arsitek dan desainer harus siap menghadapi dampak AI di masa depan, seperti kemungkinan pengangguran massal dan perubahan dalam cara kerja di bidang arsitektur. Oleh karena itu, perlu ada upaya untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi dampak tersebut, dengan mengembangkan keahlian dan pengetahuan dalam bidang teknologi, serta mempertimbangkan implikasi etika dan sosial dalam penggunaan AI dalam desain arsitektur.
 
Penggunaan AI dalam bidang arsitektur dapat memberikan manfaat yang signifikan. Namun, penting untuk menjaga keseimbangan antara keahlian manusia dan teknologi AI. Manusia tetap memiliki peran penting dalam mengaplikasikan pemikiran kreatif, memahami konteks budaya dan lingkungan, serta berinteraksi dengan klien dan pemangku kepentingan. Selain itu, pengembangan AI dalam arsitektur harus dilakukan dengan tanggung jawab dan berkelanjutan. Hal ini melibatkan
memastikan bahwa AI digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup dan memenuhi kebutuhan masyarakat secara holistik, serta meminimalkan dampak negatif seperti pergantian pekerjaan atau perubahan sosial yang tidak diinginkan. Etika dan pertimbangan sosial harus menjadi fokus dalam pengembangan dan implementasi teknologi AI. Dengan mempertahankan keseimbangan antara keahlian manusia dan teknologi AI, serta mengadopsi pendekatan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan, peran AI dalam profesi arsitek dapat menciptakan hasil yang optimal dan bermanfaat bagi masyarakat secara keseluruhan.
 
REFERENSI

Danuri, Muhamad (2019). Perkembangan dan Transformasi Teknologi Digital. INFOKAM, XV(2), 117. doi: https://doi.org/10.53845/infokam.v15i2.178

Dinas Informasi dan Informatika Kota Pangkalpinang (2020, 30 September). Artificial Intelligence: Masa Depan “Evolusi Manusia?”. [Online]. Diakses dari https://diskominfo.pangkalpinangkota.go.id/2019/08/26/artificial-intelligence-masa-depan-evolus i-manusia/.

Gunagama, M. Galieh, Nur Fitri Lathita (2017). Automatictecture : Otomatisasi Penuh dalam Arsitektur Masa Depan. NALARs XVI(1), 43-60. doi: 10.24853/nalars.16.1.43-60.

Hendra Jaya, Sabran, Muh. Ma’ruf Idris, Yasser A. Djawad, A. Ilham, Ansari Saleh Ahmad (2018, Januari). Kecerdasan Buatan.


Ibadi, Raden Mohamad Wisnu, dkk. (2023). Fenomena Peran Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Terhadap Pelaku dan Dunia Arsitektur Indonesia. Jurnal Arsitektur dan Kota Berkelanjutan. V(1), 75-84. doi: https://doi.org/10.47970/arsitekta.v5i01.412.


Jamaaluddin, Indah Sulistyowati (2021). Buku Ajaran Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence). Kabupaten Sidoarjo : Umsida Press.


Lembaga Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (2023, 31 Maret).Implementasi Kecerdasan Buatan (AI) dalam Dunia Arsitek. [Online]. Diakses dari https://lp2m.uma.ac.id/2023/03/31/implementasi-kecerdasan-buatan-ai-dalam-dunia-arsitek/


Nugroho, dkk. (2019). Pembuatan Trainer Kit Material Handling Crane Sebagai Model Pembelajaran Otomasi dengan Pendekatan Rapid Prototyping. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.


Pakpahan, Roida (2021). Analisa Pengaruh Implementasi Artificial Intelligence dalam Kehidupan Manusia. Journal of Information System, Informatics and Computing, VI(2), 507-508. doi: https://doi.org/10.52362/jisicom.v5i2.616


Putra, Riza Aulia (2018). Peran Teknologi Digital dalam Perkembangan Dunia Perancangan Arsitektur. Journal of Ilamic Science and Technology, IV(1), 67-78. doi: http://dx.doi.org/10.22373/ekw.v4i1.2959


Andrey Caesar Effendi, Prasasto Satwiko (2021). Peran Artificila Intelligence dalam Tahap Perencanaan dan Perancangan Desain Arsitektur. Semarang : Universitas Katolik Soegijapranata. 
 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *