PILIHAN PENGGUNAAN SOFTWARE DIGITAL PADA MAHASISWA ARSITEKTUR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA TERHADAP KINERJA MEREKA DALAM MELAKUKAN PERANCANGAN

Oleh : Ikhsannul Afif Fachrozy, Tresnadi Firdaus, Zidanendra Fidel Abidin.

PENDAHULUAN

Penggunaan software digital telah menjadi pilihan yang penting bagi mahasiswa arsitektur di Universitas Pendidikan Indonesia dalam melakukan perancangan. Software-software ini memberikan alat yang kuat dan efisien untuk membantu mereka menghasilkan desain yang inovatif dan akurat. Dalam dunia arsitektur yang semakin kompleks, mahasiswa harus menghadapi tantangan yang berkaitan dengan perancangan yang tepat waktu, efisiensi ruang, dan integrasi teknologi. Dalam konteks ini, penggunaan software digital memberikan keuntungan signifikan dalam mengoptimalkan kinerja mereka. Dengan bantuan software digital, mahasiswa dapat mempercepat proses perancangan, membuat visualisasi yang realistis, melakukan analisis struktural, dan bahkan melakukan simulasi energi dan pencahayaan. Kemampuan ini membantu mahasiswa menghasilkan perancangan yang lebih komprehensif dan terperinci. Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa arsitektur di Universitas Pendidikan Indonesia untuk memilih dengan bijak dan memanfaatkan software digital yang sesuai dengan kebutuhan mereka agar dapat meningkatkan kinerja mereka dalam melakukan perancangan.

Perkembangan teknologi digital telah membawa perubahan signifikan dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk dalam dunia arsitektur. Mahasiswa arsitektur di Universitas Pendidikan Indonesia juga telah mengadopsi penggunaan perangkat lunak digital sebagai alat yang penting dalam proses perancangan mereka. Pilihan penggunaan software digital oleh mahasiswa arsitektur Universitas Pendidikan Indonesia memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan kinerja mereka dalam melaksanakan perancangan. Software-software ini tidak hanya memberikan alat bantu visual yang kuat, tetapi juga mempercepat proses perancangan, meningkatkan presisi, dan memungkinkan eksplorasi desain yang lebih kreatif.

Dalam paragraf pendahuluan ini, kita dapat melihat bahwa pilihan penggunaan software digital oleh mahasiswa arsitektur Universitas Pendidikan Indonesia telah menjadi bagian penting dalam proses perancangan mereka. Software-software ini memberikan mereka kemampuan untuk menghasilkan gambar visual yang menarik, merencanakan ruang dengan lebih efisien, dan melakukan analisis yang mendalam terhadap desain yang mereka hasilkan. Dengan demikian, penggunaan software digital telah memberikan mahasiswa arsitektur Universitas Pendidikan Indonesia kesempatan untuk meningkatkan kinerja mereka dalam melaksanakan perancangan dengan cara yang lebih efektif dan efisien.

TUJUAN

Secara keseluruhan, pilihan penggunaan software digital oleh mahasiswa arsitektur Universitas Pendidikan Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kinerja mereka dalam melaksanakan perancangan, dengan fokus pada visualisasi yang akurat, efisiensi, eksplorasi kreatif, dan peningkatan akurasi dan kualitas desain.

METODE

Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode survei secara tertutup. Metode survei tertutup adalah salah satu pendekatan dalam melakukan survei di mana responden diberikan daftar pilihan jawaban yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam survei ini, responden harus memilih jawaban yang paling sesuai atau relevan dengan pertanyaan yang diajukan. Survei tertutup sering kali menggunakan skala Likert atau pilihan ganda, di mana responden dapat memilih di antara opsi yang telah disediakan dan penulis menggunakan pilihan ganda pada penelitian ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari sebanyak 52 responden terhadap pertanyaan survey yang kami berikan, kami berhasil mendapatkan hasil berupa berikut:

Gambar 1 Software modelling yang telah dipelajari.

Berdasarkan chart statistik di samping, bisa dilihat dari 52 orang kebanyakan mempelajari hampir dua software modelling 3d dan hasil yang di dapat berupa hampir 96% total responden sudah mempelajari Sketchup, sekitar 79% responden sudah pernah mempelajari Archicad, dan hanya sekitar 0,6% dan 0,2% responden yang sudah pernah mempelajari Revit fan Rhinoceros 3D.

Selanjutnya pertanyaan beralih untuk mengerucutkan kemampuan mahasiswa yaitu:

Gambar 2 Software modelling yang sering digunakan.

Berdasarkan chart statistik di samping, bisa dilihat dari 52 orang responden, sebanyak 21% responden sering menggunakan kedua software Sketchup dan Archicad secara bersamaan, jika dilihat dari keseluruhan hampir sebanyak 79% responden fokus menggunakan satu software modelling 3D yang jika dirincikan terdapat 65% dan 14% responden menggunakan masing-masing Sketchup dan Archicad.

Berdasarkan hasil diatas kita akan masuk alasan kenapa mereka sering menggunakan software modelling tersebut, dan untuk menemukan jawaban tersebut kita memberi pertanyaan sebagai berikut:

Gambar 3 Software modelling yang mudah dipelajari.

Berdasarkan hasil survey, sebanyak 77% responden menyebutkan Sketchup adalah software yang paling mudah dipelajari, 0,5% responden menyebutkan archicad paling mudah dipelajari, dan hanya sekitar 17% responden yang menyebutkan kedua software Sketchup dan Archicad mudah untuk dipelajari.

Dari hasil pertanyaan software modelling 3D yang sering mereka gunakan, maka akan selalu ada alasan, dan dari alasan tersebut pasti ada kelebihan & kekurangan dari software yang mereka gunakan. Untuk itu kita mengklasifikasikan kelebihan dan kekurangan menjadi empat bagian sebagai berikut :

Gambar 4 Kelebihan dari aspek modelling.

Pertanyaan diklasifikasikan berdasarkan software modelling 3D yang paling sering mereka gunakan, dan hasil yang didapat berupa sebanyak 34 responden yang sering menggunakan Sketchup terlihat 30 orang setuju Sketchup memberikan kemudahan bagi penggunanya untuk membuat suatu bentuk. Sedangkan dari tujuh orang yang sering menggunakan archicad terlihat enam orang setuju bahwa Archicad dapat memberikan penggunanya proses yang cepat untuk membuat sesuatu. Dan dari responden yang sering menggunakan kedua software tersebut sebanyak 11 orang bisa terlihat bahwa mereka dapat saling menggunakan kedua software untuk keperluan yang berbeda-beda.

Gambar 5 Kekurangan dari aspek modelling

Jika ada kelebihan maka pasti selalu akan ada kekurangan yang beriringan bersamaan dengan berjalannya proses tersebut, maka data diatas berupa kekurangan dari tiap software modelling 3D yang responden gunakan. Dari data diatas bisa terlihat bahwa 22 orang pengguna Sketchup setuju kekurangan dari software tersebut adalah software berjalan lag/shuttering. Sedangkan dari pengguna Archicad sendiri empat orang setuju bahwa sangat sulit untuk membuat bentuk yang kompleks dari Archicad dan terlihat dari jurnal.

Gambar 6 Melakukan perancangan dari aspek rendering.

Selanjut nya responden dimintai data untuk mengisi pilihan software mana yang lebih sering digunakan dalam perancangan. Dari 52 diantaranya, 80.8% diantaranya atau 42 responden yang memilih merender menggunakan perangkat lunak enscape, di posisi kedua ada V-ray dengan 15 responden (28,8%) dan Lumion dengan 11 responden (21.2%) . Berdasarkan data diatas, responden memilih perangkat lunak rendering nya masing-masing sesuai dengan fitur yang ditawarkan dalam perangkat lunak tersebut.

Gambar 7 Kelebihan dari aspek rendering.

Berdasarkan data diatas, 80% diantara mahasiswa yang mengisi form survey memilih enscape sebagai perangkat lunak rendering utama, yaitu karena tampilan serta pengalaman yang disajikan oleh enscape sangat HD, dalam segi kontrol tampilan juga tidaklah rumit, sehingga kemudahan-kemudahan itulah yang sangat membantu mahasiswa menyajikan desain gambar atau produk tugas dengan rendering kualitas tinggi. Untuk segi rendering berkualitas tinggi, Enscape sendiri merupakan perangkat lunak yang ringan dan jarang terjadi lag, crash atau bug. Walaupun memang sesekali ada, hal itu dapat terjadi ketika laptop yang digunakan untuk rendering dibawah spesifikasi minimal untuk pemasangan enscape sendiri. Untuk Enscape, penulis menyarankan responden untuk menggunakan hardware Windows 64-bit, NVIDIA atau AMD GPU dengan 2GB VRAM. Untuk performa terbaik yaitu ada di NVIDIA GeForce GTX 1660 atau AMD equivalent dengan 4GB VRAM.dengan kebutuhan spesifikasi tersebut, enscape tidak akan berjalan lag, crash atau bug, seperti yang dialami oleh responden.

Gambar 8 Kekurangan dari aspek rendering.

KESIMPULAN

Saat mempertimbangkan ArchiCAD dan SketchUp, beberapa kesimpulan dapat ditarik. ArchiCAD dirancang khusus untuk arsitek dan profesional di industri arsitektur yang membutuhkan kemampuan BIM yang komprehensif. Ini menyediakan alat yang ampuh untuk desain arsitektur terperinci, dokumentasi, dan kolaborasi di seluruh siklus hidup proyek bangunan. Di sisi lain, SketchUp adalah perangkat lunak pemodelan 3D serbaguna yang melayani berbagai industri, termasuk arsitektur, desain interior, dan desain produk. Ini sangat berguna untuk konseptualisasi cepat, pembuatan prototipe, dan visualisasi. ArchiCAD unggul dalam membuat model bangunan yang rumit dan sangat detail, menawarkan alat yang kuat untuk dokumentasi arsitektur seperti denah lantai, elevasi, dan bagian. Ini adalah pilihan yang sangat baik untuk proyek berskala besar di mana dokumentasi yang akurat sangat penting. SketchUp, dengan antarmuka yang mudah digunakan dan kemampuan pemodelan yang intuitif, sangat ideal untuk tahap desain awal dan presentasi. Hal ini memungkinkan pengguna untuk dengan cepat membuat model 3D yang disederhanakan dan mengkomunikasikan konsep desain secara efektif. Kemampuan BIM dari ArchiCAD, yang mencakup komponen parametrik, pemodelan kaya data, dan deteksi tabrakan, menjadikannya berharga untuk proyek yang memerlukan koordinasi dan kolaborasi komprehensif di antara berbagai disiplin ilmu.

Adapun hasil dari pembahasan, Berdasarkan survei yang dilakukan di kalangan mahasiswa arsitektur universitas pendidikan indonesia, dapat disimpulkan bahwa lebih banyak mahasiswa yang lebih memilih menggunakan SketchUp daripada ArchiCAD. SketchUp tampaknya menjadi pilihan yang lebih populer di kalangan mahasiswa arsitektur yang disurvei untuk kebutuhan pemodelan dan desain mereka.Perlu dicatat bahwa kesimpulan ini khusus untuk mahasiswa yang disurvei dan mungkin jangkauannya tidak terlalu luas. Faktor-faktor seperti preferensi pribadi, keakraban dan aksesibilitas dapat mempengaruhi pilihan perangkat lunak siswa. Sementara SketchUp menyediakan antarmuka yang ramah pengguna dan alat intuitif, yang dapat berkontribusi pada popularitasnya di kalangan siswa, ArchiCAD menawarkan kemampuan BIM tingkat lanjut dan digunakan secara luas dalam praktik arsitektur profesional, sebenarnya archicad juga unggul dalam segi modeling karena dalam satu proyek tugas, mahasiswa dapat membuat beberapa gambar kerja sekaligus serta bisa me render sekaligus di dalam software nya sendiri tanpa bantuan software lain. namun Archicad sendiri memiliki beberapa kelemahan seperti Penggunaan yang tidak ramah, rumit, detail dan dalam modeling yang dapat menghambat progress mahasiswa dalam mengerjakan suatu tugas proyek.

Di sisi lain, SketchUp menyediakan berbagai macam ekstensi dan plugin yang meningkatkan fungsionalitas dan opsi penyesuaiannya. Fleksibilitas ini memungkinkan pengguna menyesuaikan perangkat lunak dengan kebutuhan dan alur kerja khusus mereka. Pada akhirnya, pilihan antara ArchiCAD dan SketchUp bergantung pada faktor-faktor seperti sifat proyek, tingkat detail yang diperlukan, kebutuhan kemampuan BIM, dan preferensi pribadi. Arsitek dan profesional yang memprioritaskan alur kerja BIM dan dokumentasi arsitektur yang ekstensif mungkin menganggap ArchiCAD lebih cocok, sementara mereka yang mencari fleksibilitas, pemodelan cepat, dan kemampuan visualisasi mungkin lebih memilih SketchUpPenting bagi mahasiswa arsitektur untuk memperoleh kemahiran dalam berbagai alat perangkat lunak dan beradaptasi dengan kebutuhan industri saat mereka maju dalam karir mereka.

DAFTAR PUSTAKA

Putra, Riza Aulia (2018). Peran Teknologi Digital dalam Perkembangan Dunia Perancangan Arsitektur. Vol.4 No.1, 2018.

R. A. Putra, “Peran teknologi digital dalam perkembangan dunia perancangan arsitektur,” Elkawnie J. Islam. Sci. Technol., vol. 4, no. 1, pp. 67–78, 2018.

Irnawan, Dodi & Ratih, Silvia Yulita (2021). Evaluasi Software CAD Untuk Mahasiswa Teknik Sipil dan Arsitektur Sebagai Pembuatan Gambar Kerja. Vol.1 No.2, 2021.

Gegana Greg., “Autodesk Revit, Master Builder”, (Jakarta : BIM Consultant Jakarta, 2017).

Marizan, Yosi (2019). Studi Literatur Tentang Penggunaan Software Autodesk Revit Studi Kasus Perencanaan Puskesmas Sukajadi Kota Prabumulih. Vol.6 No.1, 2019.

K. Sanders, “The Digital Architect: A Common-Sense Guide to Using Computer Technology in Design Practice”, 1st edition, New Jersey, Wiley, 1995.

Satwiko, Prasasto ARSITEKTUR DIGITAL. Penerbit UAJY, Yogyakarta, pp. 5-75.

Graphisoft Community. Graphisoft Community Website. From https://archicad-talk.graphisoft.com.

SketchUp Community. SketchUp Community Forums Website. from https://forums.sketchup.com.

ArchSmarter Group. ArchSmarter Website. from https://archsmarter.com.

ArchDaily. ArchDaily Website. from https://www.archdaily.com.

Williams, Eva (2023). SketchUp vs Archicad: Which Tool is Better.
https://fixthephoto.com/sketchup-vs-archicad.html.

Software Advice (2023). Software Advice Website. from
https://www.softwareadvice.com/3d-architecture/archicad-profile/vs/sketchup/.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *