MENJEMPUT ASA DI SAUDI ARABIA

“Kami baru saja melaksanakan Tarhib Ramadhan dengan para guru, siswa dan perwakilan orang tua”. Demikian pesan singkat WhatsApp yang dikirim seorang sahabat Mustajib, MPd. Kepala Sekolah Indonesia Riyadh (SIR) di Kota Riyadh, Kerajaan Arab Saudi, sehari sebelum dimulainya awal bulan Ramadhan tahun1444 H.

Setiap menjelang awal Ramadhan, tradisi di sekolah kami SIR adalah melakukan acara Tarhib Ramadhan. Kami bersama para siswa menyambut datangnya bulan suci Ramadhan dengan suka cita. Selain diisi dengan tausiah keagamaan makna bulan suci Ramadhan, kegiatan tarhib ini dimeriahkan dengan quiz, foto bersama dengan puncaknya siswa saling berbagi makanan yang dibawa masing masing siswa.

Itulah kegiatan Tarhib Ramadhan…

“Datanglah ke Tibet. Nikmati keunikan dan sensasinya”. Demikian tulis seorang sahabat, penjelajah sejati yang sering berpetualang tadabur alam ke berbagai pelosok dunia.

Tibet kawasan unik. Negeri itu merupakan wilayah dengan lokasi geografis tertinggi di Dunia. Rata rata ketinggian 4.900 meter dari permukaan air laut. Bandingkan dengan  Dataran Tinggi Dieng yang hanya  mencapai 2.093 meter dan puncak gunung Semeru yang tertinggi di Jawa yang mencapai 3.676 meter. Atau bandingkan dengan rata rata ketinggian Kota Bandung yang hanya mencapai rata rata  650 -700 meter.

    Di tengah tradisi umat Budha yang mendominasi penduduk di Tibet yang berjumlah 2.740.000 (2019),    kaum muslimin Tibet merupakan  minoritas yang berjumlah hanya 0,4 % dari total warga Tibet. Muslim Tibet dikenal dengan sebutan  Kachee yang secara harfiah dimaknakan sebagai kasmhiri  atau orang yang berasal dari Kashmir India.

    Menelusuri sejarah panjang Tibet, awalnya Tibet merupakan negara Monarki dengan agama Budha sebagai agama negara. Pemimpin negara juga merangkap sebagai pemimpin tertinggi agama Budha dengan gelar Dalai Lama. Kini Tibet sebagai wilayah otonom khusus China. Kebudayaan dan peradaban Tibet masa lalu bisa dilihat dari peninggalan berbagai bangunan bersejarah dengan arsitektur unik dan megah. Peninggalan sejarah tersebut antara lain Potala Palace (Istana Potala). Istana

 monumental peninggalan situs sejarah yang terletak di jantung kota Lhasa.

Potala is the highest palace in the World. The 1300 years old structure was originally built as a gesture of love, commisioned by Tibetan king of Songsten Gambo for his marriage to Princess Wencheng of Chinese Tang Dinasty. (National Geographic, 2019).

   Awalnya Istana Potala yang dibangun 1300 tahun lalu, sebagai ungkapan rasa cinta dari Raja Tibet Songsten yang menikahi salah seorang putri cantik Wenchen keturunan Dinasti Tang China.

    Pada tahun 1994, istana berarsitektur unik dengan jumlah kamar lebih dari 1000 dinyatakan  UNESCO sebagai World Heritage sites.  Warisan Budaya takbenda. Malahan,  Istana spektakuler ini

juga dinyatakan sebagai tujuh keajaiban dunia yang diakui lembaga Dunia bidang pendidikan dan kebudayaan UNESCO.    A Seven wonders of the a World. (ABCNews, 2016).

Masjid Agung Lhasa

Di kota Lhasa (ibukota Tibet), berdiri sebuah Rumah Allah yaitu  Masjid Agung Lhasa. Standing at more than 3650 meters above sea level, the Lhasa Great Mosque as known Hebalin Mosque is considered one of the highest mosques in the World.(About Islam.Net, 2017).

     Masjid Agung Lhasa Tibet yang dibangun di atas hamparan tanah 3.560 meter merupakan salah  satu masjid yang tertinggi di permukaan Bumi. Masjid ini dibangun pada tahun 1716 dan mengalami renovasi total pada tahun 1959. Arsitektur bangunan Masjid memadukan arsitektur Zang yang tradisional dipadukan dengan  arsitektur Tibet yang penuh ciri lengkungan melingkar dengan ornamen bercirikan religius islami  dan lokal Tibet. The mosques is a three entrance countyard with several main building. The total area of 2,600 square metres including contructed area of 1,300 metres. The entire hall building  is built in traditional islamic style with blue as its basic colour. (Muslim2china, 2019).

    Pada tahun 1444 H sekarang ini, umat muslim di Lhasa Tibet melaksanakan ibadah shaum dan ibadah lainnya, seperti dilakukan komunitas Muslim lain  dari belbagai penjuru Dunia. Menurut  Islamic Prayer Time in Lhasa (2023), waktu Imsak hari ini pukul 06.16 dan waktu Magrib 20.23. Artinya warga Muslim di Lhasa melaksanakan ibadah shaum tahun ini rata rata 14 jam per hari dari mulai terbit fajar sampai dengan tenggelamnya Matahari.

   Itulah sekilas masyarakat muslim di Lhasa. Mereka bangga dengan Masjid Agung Lhasa yang megah di Pusat Kota. Masjid tertinggi di permukaan Bumi. Masjid yang berada di atap Dunia.

    Seperti umat  Islam lainnya, warga muslim Lhasa menjadikan masjid  Lhasa sebagai tempat berdzikir dan beri’tikaq, tempat sholat dan tempat membicarakan urusan hidup dan perjuangan.

    Sesuai dengan Firman Allah SWT QS An-Nur 36-37 : “Bertasbihlah kepada Allah di masjid masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-NYA di dalamnya pada waktu pagi dan petang, orang orang yang tidak dilalaikan oleh perniagaan, dan tidak pula oleh jual beli, atau aktifitas apapun dan mengingat Allah, dan (dari) mendirikan sholat, membayar zakat, mereka takut pada suatu hari yang ( di hari itu) hati dan penglihatan menjadi guncang.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *